KATA PENGANTAR
Hampir seluruh bagian pepaya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup dan pengabdian manusia, baik
sebagai bahan makanan bergizi, obat tradisional, bahan baku industry makanan
dan minuman, maupun industry penyamakan kulit, tekstil dan lain – lain. Bagian
yang terpenting dari tanaman pepaya adalah buah dan getahnya.
Peluang pemasaran buah pepaya dan
getahnya (papain) makin terbuka luas, baik di dalam negeri maupun untuk
diekspor. Meskipun potensi ekonomi dan social tanaman ini cukup tinggi, namun
pengembangan budidayanya di Indonesia masih diusahakan dalam bentuk kultur
pekarangan atau ditanam di tegalan yang bercampur dengan tanaman tahun lainnya.
Hal ini akan menyulitkan untuk mendapatkan
kualitas produksi yang sesuai dengan tuntutan pasar (konsummen), terutama dalam menghadapi
persaingan mutu ataupun harga dengan produsen
dari Negara lain.
Factor – factor yang mempengaruhi
produksi dan mutu buah pepaya diantaranya adalah : penggunaan varietas unggul
dan benih atau bibit yang bermutu, pengelolaan tanaman ( kultur teknik ),
kondisi lingkungan tempat, cara panen dan ketepatan umur panen, serta pasca
panen yang memadai. Disamping itu, hasil buah pepaya dapat dimanfaatkan secara
maksimum apabila dikelola secara intensif dan berorientasi pada agribisnis /
agroindustry.
Tulisan ini hadir dengan tujuan
menguak potensi ekonomi social pepaya, keragaman varietasnya, syarat tumbuh,
kultur teknik budidaya secara intensif, panen dan penanganan pasca panennya,
serta dilengkapi dengan perkiraan analisis usahataninya.
Penyajian dan materi tulisan ini tentu
belum sepenuhnya sempurna. Dan demi penyempurnaannya, saran, kritik, dan
koreksi yang konstruktif dari pembaca dan pengguna tulisan ini sangat kami
harapkan.
Dan akhirnya terima kasih yang
mendalam kami haturkan kepada Bapak Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, M.Si (Ketua STPP
Malang), Bapak Sutoyo, SP,MP (Ketua Jurusan Pertanian), Bapak Dr.Ir. Abdul
Farid, MP, dan Bapak Ugik Romadi, SST (Dosen Pengampu Mata Kuliah Media
Penyuluhan Pertanian), atas dorongan dan bimbingannya kepada kami dalam proses
penyelesaian Tulisan ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu atas sumbangsih dalam berbagai
bentuk kepada kami.
Semoga bermanfaat.
Malang, 20 Desember 2012
Syarif Rachman Soy
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
DAERAH
ASAL DAN PENYEBARAN TANAMAN PEPAYA
Indonesia sangat kaya akan sumber daya
tanaman hortikultura, termasuk aneka jenis tanaman buah – buahan. Salah satu
jenis buah asal luar negeri (introduksi) yang telah lama berkembang dan ditanam
di wilayah nsantara adalah pepaya.
Menurut sejarahnya tanaman pepaya
berasal dari Amerika Tengah. Beberapa literatur memastikan bahwa plasma nuftah
tanaman pepaya berasal dari Meksiko dan Costa Rica.
Diperkirakan tanaman pepaya masuk ke
Indonesia pada abad ke – 19. Pada sekitar tahun 1925 – 1930 Jawatan Perkebunan
Rakyat milik kolonial Belanda mendatangkan pepaya jenis semangka dari luar
negeri. Sejak tahun 1930 penanaman pepaya telah menyebar luas di luar Pulau
Jawa.
Saat ini tanaman pepaya telah
dikembangkan dan ditanam dihampir seluruh wilayah Indonesia. Ada yang
membudidayakan pepaya hanya sebagai tanaman pekarangan, namun tidak sedikit
yang mengusahakan tanaman pepaya sebagai usaha agribisnis.
B.
MANFAAT
TANAMAN PEPAYA
Hampir semua bagian tanaman pepaya memiliki
nilai manfaat bagi manusia. Tanaman ini bisa dikatakan sebagai tanaman multi
guna yakni selain dapat dimakan juga bisa digunakan sebagai obat tradisional,
pakan ternak, penyamakan kulit, pelunak daging dan juga untuk bahan kecantikan
(kosmetika).
Berikut ini kami sajikan beberapa
manfaat pepaya :
1.
Akarnya
·
Air
rebusan akar pepaya dapat diminum sebagai obat cacing kremi.
·
Air
sari akar pepaya dapat diminum untuk pengobatan penyakit ginjal dan kandung
kencing.
·
Air rendaman akar pepaya Gandul
(Gantung) yang dicampur dengan arak dan kayu putih dapat dioleskan pada tulang
– tulang yang sakit
Gambar 1. Kebun pepaya dengan drainase
yang baik
2.
Daunnya
·
Daun
pepaya muda enak dijadikan lalap mentah ataupun masak yang berkhasiat ganda
sebagai penambah nafsu makan, menyembuhkan penyakit beri – beri, dan sebagai
sumber vitamin A.
·
Daun
pepaya muda yang ditumbuk halus untuk diambil air sarinya, kemudian diminum
akan berkhasiat sebagai obat malaria, kejang perut, dan sakit panas.
3.
Bunganya
·
Bunga
pepaya dapat dijadikan sayur lodeh ataupun pencampur pecel yang cita rasanya
lezat dan sekaligus sebagai sumber
vitamin A.
·
Bila
tidak ada bunga melati, maka bunga pepaya pun dapat dirangkai sebagai bunga
hias yang menawan.
4. Buahnya
·
Buah
pepaya yang masih muda dapat dibuat sayur lodeh dan teman rujak
·
Buah
pepaya yang mengkal dapat diolah menjadi manisan basah atu kering
Gambar 2. Buah pepaya segar sebagai buah
meja
·
Buah
pepaya yang matang enak dan lezat
untuk dijadikan buah meja (buah segar)
atau diolah lebih lanjut menjadi juice pepaya atau bahan pencampur saus tomat.
5.
Getahnya
·
Getah
pepaya atau sering disebut “papain” merupakan bahan yang mengandung enzim
proteolitik. Papain ini berguna untu melunakan daging, menghaluskan kulit pada
industry penyamakan kulit, bahan baku industry farmasi, dan bahan kecantikan
(kosmetika).
Dengan banyaknya kegunaan tanaman
pepaya tersebut, maka tidak heran tanaman pepaya banyak kita dijumpai baik
pekarangan setiap rumah maupun dikebun – kebun milik para petani.
Gambar 3. Tanaman pepaya di tengah sawah
BAB
II
JENIS,
VARIETAS DAN SYARAT TUMBUH
TANAMAN
PEPAYA
A.
JENIS
DAN VARIETAS TANAMAN PEPAYA
Sifat tanaman pepaya antara lain mudah
menyerbuk silang dan secara genetis mempunyai tiga macam bunga, sehingga
turunan berikutnya banyak sekali menghasilkan ragam bentuk buah. Dari berbagai
ragam bentuk buah pepaya yang ditemukan di alam, pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis pepaya, yaitu :
1.
Pepaya
Semangka
Ciri – ciri pepaya jenis semangka
adalah :
·
Daging
buahnya tebal, berwarna merah mirip daging buah semangka, dan citarasanya
manis.
·
Termasuk
ke dalam jenis pepaya semangka antara lain pepaya Jingo, Cibinong, Bangkok, dan
Hortus Gold.
2.
Pepaya
Burung
Ciri – ciri pepaya jenis burung adalah
:
·
Daging
buahnya berwwarna kuning, harum, dan citarasanya manis masam.
·
Termasuk
ke dalam jenis pepaya burung ini diantaranya : pepaya Ijo, Hitam Bundar, dan
Solo.
Varietas pepaya yang berkembang dewasa ini sangat
beragam. Masing – masing Negara mengembangkan pepaya yang kakakternya
sesuai dengan Negara tesebut. Malaysia
memilih mengembangkan varietas unggulan seperti : Serdang, honey Dew, Morib, Batu
Arang, Subang 6, dan Taiping 3. Amerika Serikat mengembangkan varietas Solo,
dan Betti. Australia mengembangkan varietas Improved Petersen. Sementara itu
Indonesia mengembangkan pepaya Jinggo, Cibinong, dan Paris.
B.
SYARAT
TUMBUH TANAMAN PEPAYA
1.
Syarat
Iklim
Tanaman pepaya mempunyai daya adaptasi
cukup luas terhadap lingkngan tumbuhnya. Tanaman ini dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.000 meter
dari permukaan laut (dpl). Bahkan sering pula ditemukan di daerah dengan
ketinggian 1.200 m - 1.500 m dpl tanaman pepaya masih dapat tumbuh.
Meskipun di dataran tinggi tanaman
pepaya masih dapat tumbuh dengan baik, namun rasa manis buah pepaya akan
semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh intensitas sinar matahari yang
relative rendah dan kelembaban udara yang tinggi.
Daerah yang paling optimum untuk
pengembangan tanaman pepaya adalah pada ketinggian 600 – 700 m dpl, suhu
udaranya berkisar antara 22 – 26 0C, mendapat sinar matahari penuh (
tempat terbuka ), curah hujan antara 1.000. – 1.500 mm per tahun, dan iklimnya
basah. Di daerah yang banyak turun hujan, tanaman pepaya dapat tumbuh dengan
cepat dan ruas - ruas batangnya panjang – panjang. Sebaliknya, di daerah yang
kering, pertumbuhan pepaya lambat dan ruas –ruas batangnya pendek.
Tanaman
pepaya mempunyai toleransi cukup tinggi terhadap factor suhu udara dan
intensitas cahaya matahari. Di datarn rendah dan daerah kering seperti di Nusa
Tenggara Timur, tanaman pepaya dapat tumbuh dan berbuah dengan baik. Demikian
pula tanaman pepaya di tempat yang terlindung masih dapat produktif berbuah,
sehingga sering ditanam di lahan pekarangan.
2. Syarat Tanah
Tanaman pepaya dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik pada berbagai jenis tanah yang digunakan untuk
pertanian. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik,
tanaman pepaya ideal ditanam pada pada tanah latosol dan tanah – tanah ringan
yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic (humus), tata udara dan
tata air (aerasi dan drainase) tanahnya
baik, dengan pH tanah sekitar 6 – 7.
Pada tanah yang sering digenangi air
(becek) akan menyebabkan gangguan proses metabolism (fisiologi) pertumbuhan
tanaman pepaya. Gejala yang mudah diamati adalah daun – daunnya menguning, layu, dan lekas rontok
(gugur). Sebaliknya, pada tanah yang terlalu kering (kurang air) akan
menyebabkan pertumbuhan tanaman pepaya kerdil dan merana, bunga dan buahnya
berguguran sehingga buah yang terbentuk pun relative sedikit. Demikian pula
pada tanah yang kurang subur, tanaman pepaya tumbuh kurus dan bunganya banyak
yang berguguran.
Pengelolaan tanah merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan dalam usaha budi daya pepaya. Pada tanah yang sering
digenangi air (becek) sebaiknya dibuatkan drainase / saluran pembuatan air yang
cukup dalam. Pada tanah dengan reaksi asam (pH)˂6 perlu dilakukan pengapuran
dengan menggunakan kapur pertanian seperti Calcit, Zeagro ataupun Dolomit. Dosis
pengapuran tanah ini disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah, tetapi pada
umumnya menggunakan kisaran dosis antara 1 – 2 ton kapur / hektar.
BAB
III
BUDI DAYA TANAMAN PEPAYA
A.
PENYIAPAN
BENIH
Pada dasarnya tanaman pepaya dapat
dikembangkan dengan cara generative (biji) maupun vegetative, misalnya dengan
pencangkokan. Namun yang paling umum dilakukan adalah perbanyakan dengan cara
generative menggunakan bijinya.
Biji atau benih pepaya dapat diperoleh
dari toko yang menjual benih / sarana produksi pertanian atau pun bisa juga
dilakukan pembenihan sendiri.
Yang perlu diperhatikan jika melakukan
pembenihan sendiri adalah tingkat kemurniannya harus tinggi, agar kelak buah
yang dihasilkan pada turunan berikutnya tidak mengecewakan. Tanaman pepaya
mudah menyerbuk silang dan memiliki tiga macam bunga yakni bunga betina, sempurna dan jantan,
sehingga sulit sekali memperoleh benih yang murni secara alami.
Untuk mendapatkan benih pepaya bermutu
dan murni atau mendekati kemurnian perlu melakukan isolasi bunga dan seleksi
biji (benih). Tata cara dan tahapan isolasi bunga adalah sebagai berikut :
1.
Pilih
pohon induk dari jenis atau varietas pepaya unggul berbunga sempurna, misalnya
pepaya Cibinong, Turen atau Jinggo yang buahnya berbentuk bulat panjang dan
besar (elongata) .
2.
Tetapkan bunga pepaya elongata pada
pohon induk terpilih, kemudian bunga – bunga kecil di sekeliling tangkai bunga
elongata tersebut dibuang. Pekerjaan seleksi bunga ini dilakukan pada saat
bunga tersebut belum mekar.
3.
Tutup bunga elongate terpilih dengan
kertas minyak / plastic. Pembungkusan ini dilakukan dua hari sebelum bunga
betina mekar.
4.
Pada saat bunga elongate terpilih
mulai membuka (mekar), segera dilakukan penyerbukan dengan serbuk sari dari
bunga jantan. Serbbuk sari ini sebaiknya diambil sekitar seminggu sebelum bunga
jantan tersebut mekar (masih kuncup). Untuk memudahkan pekerjaan penyerbukan,
daun – daun bunga yang terdapat pada bunga elongate tadi dirempel (dibuang).
5.
Tutup kembali bunga elongate yang
telah diserbuki secara buatan tadi dengan kantong kertas minyak / plastic
selama satu minggu.
6.
Rawat (pelihara) bunga hasil
penyerbukan tersebut hingga buahnya matang (masak)
di pohon.
Buah pepaya yang akan diambil bijinya
untuk bakal benih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : berasal dari
jenis atau varietas unggul, buahnya matang (masak) di pohon, dan bebas dari
serangan hama ataupun penyakit. Buah pepaya yang yang terkena penyakit atau
matang karena pemeraman, dianjurkan untuk tidak diambil bijinya untuk dijadikan
benih karena akan menghasilkan turunan yang kurang baik.
Tahap berikutnya adalah pengambilan
dan seleksi biji pepaya dari buah yang matang di pohon untuk dijadikan benih.
Biji yang akan dijadikan benih adalah biji yang diambil dari 2/3 bagian ujung buah yang akan menghasilkan
70% - 75% tanaman pepaya sempurna seperti induknya. Sedangkan 1/3 bagian
pangkal buah hanya akan menghasilkan 50% pepaya betina dan 50% pepaya sempurna.
Tatacara pengambilan dan seleksi biji
pepaya untuk dijadikan benih adalah sebagai berikut :
1. Siapkan buah pepaya yang terpilih dan masak pohon.
2. Siapkan alat – alat berupa pisau, Waskom, saringan
kasar, dan botol berwarna.
3.
Mengambil
biji dari buah :
·
Ambil
buah pepaya terpilih.
·
Potong
1/3 bagian pangkal buah kemudian sisihkan (tidak digunakan).
·
Ambil
biji dari 2/3 bagian buah pepaya dan tampung dalam Waskom, tambahka sedikit abu
dapur.
·
Cuci
bersih biji pepaya sambil diremas – remas untuk memecah selaput lendirnya dalam
Waskom yang berisi air.
·
Biji
yang berwarna putih dan sebagian biji berwarna coklat yang terapung harus
dibuang. Sedangkan biji yang berwarna hitam dan sebagian biji berwarna coklat
yang tenggelam dikumpulkan untuk dijadikan benih.
4.
Penanganan
biji
·
Biji
– biji yang terpilih dikeringanginkan ditempat yang teduh hingga kadar airnya
±12%..
·
Biji
– biji yang telah kering dapat langsung ditanam kembali atau bila akan disimpan
beberapa lama dapat dimasukan ke dalam botol berwarna. Penyimpan benih harus dilakukan di tempat
yang kering dan dingin agar daya kecambah benih pepaya tidak cepat menurun.
Benih pepaya sebaiknya disemai dulu ±1
bulan. Waktu menyemai benih ini paling baik sekitar 4 – 5 bulan sebelum hujan
pertama turun. Ini dilakukan agar pada awal musim hujan setelah ditanam di
kebun, tanaman pepaya mulai berbunga dan memudahkan untuk dilakukan pemilihan
(seleksi) bunga yang diinginkan.
Tatacara mempersiapkan persemaian dan
menyemai benih pepaya adalah sebagai berikut :
1.
Membuat
persemaian
·
Pilih
tempat persemaian yang tanahnya ringan, gembur, dapat menahan air dengan baik,
dan tidak terlindung.
·
Bersihkan
tanah dari tumbuh – tumbuhan pengganggu (gulma), kemudian buat kerangka
bedengan dengan dengan ukuran lebar satu meter dan panjangnya tergantung
kebutuhan.
·
Olah
tanah dengan cangkul sedalam ± 30 cm sampai gembur, kemudian sebarkan pupuk
kandang yang telah matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan.
Pada tanah liat (berat) dapat ditambahkan pasir kali 1 – 2 blek minyak tanah /
m2.
·
Campurkan
pupuk kandang atau pun pasir dengan tanah hingga merata, lalu permukaan
bedengan persemaian diratakan (dirapikan).
·
Bila
penyemaian benih pepaya dilakukan dalam polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, maka
media semai berupa campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1, diisikan hingga
90% (hamper penuh). Polybag yang berisi media semai tadi disimpan di atas
bedeng secara teratur dan rapi.
·
Tempat
persemaian harus diberi atap dengan menggunakan plastic transparan sebagai
penutup atap.
2.
Menyemai
benih pepaya
·
Siram
media semai dengan air bersih hingga cukup basah.
·
Semaikan
benih pepaya dengan cara ditaburkan merata menurut barisan memotong arah
panjang bedengan. Jarak antar barisan 10 – 15 cm, lalu benih ditutup dengan
tanah tipis.
·
Bila
tempat semai menggunakan polybag, isikan benih pepaya satu per satu untuk tiap
polybag dan benamkan sedalam 1 – 2 cm.
3.
Pemeliharaan
bibit
·
Penyiraman
(pengairan) setiap hari atau tergantung keadaan cuaca dan jangan sampai media
persemaian kekeringan.
·
Bersihkan
tanaman pengganggu (gulma).
·
Lakukan
pemupukan menggunakan pupuk urea atau NPK sebanyak 10 gr yang dilarutkan dalam
10 liter air kemudian disiramkan secara merata.
Bibit yang sudah berumur satu bulan
dapat dipindahtanamkan ke kebun denga cara dicabut maupun bersama akar dan
tanah – tanahnya bila disemai dalam polybag.
B.
PENYIAPAN
LAHAN
Lahan untuk penanaman pepaya tanahnya dicangkul
atau dibajak sampai gembur dan rumput dan tanaman pengganggu (gulma) mesti
dibuang. Pengolahan tanah secara menyeluruh ini dapat memberikan keuntungan
karena dapat memperbaiki drainase tanah pada lahan dengan air tanah dangkal,
dapat melakukan penanaman tanaman sela di antara pohon pepaya sebelum
menghasilkan, dan dapat meningkatkan kegemburan tanah.
Penyiapan
lahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sistem lubang tanam dan bedengan
dengan lubang tanam.
1.
Sistem
Lubang Tanam
·
Lakukan
pengajiran (menandai) dengan bilah bambu setinggi 70 – 100 cm di tempat yang
akan dibuat lubang tanam dengan jarak 2,5 – 3 m, baik antar maupun dalam
barisan.
·
Buat
lubang tanam di tempat yang telah ditandai dengan ukuran 60 x 60 x 30 cm.
·
Buang
tanah lapisan atas dari lubang tanam ke bagian sisi kanan lubang
·
Perdalam
lubang tadi hingga menjadi 60 x 60 x 60
·
Tanah
lapisan bawah dari lubang tanam dibuang sisi kiri lubang.
·
Biarkan
lubang tanam selama lebih kurang dua minggu.
·
Masukan
kembali galian tanah lapisan bawah ke tempat asalnya (dasar lubang).
·
Galian
tanah lapisan atas dicampur pupuk kandang yang telah matang sebanyak 15 – 20 kg
kemudian dimasukan kembali ke dalam lubang.
·
Sekarang
lubang tanam siap ditanami.
2.
Sistem
Bedengan dengan Lubang Tanam.
·
Tanah
yang sudah diolah segera dibentuk bedengan – bedengan dengan ukuran lebar 2,5
m, tinggi 20 – 30 cm, dan lebat parit (got) 50 cm.
·
Lakukan
pengajiran (menandai) dengan bilah bambu setinggi 70 – 100 cm di tempat yang
akan dibuat lubang tanam dengan jarak 2,5 – 3 m, baik antar maupun dalam
barisan.
·
Buat
lubang tanam di tempat yang telah ditandai dengan ukuran 60 x 60 x 30 cm.
·
Buang
tanah lapisan atas dari lubang tanam ke bagian sisi kanan lubang
·
Perdalam
lubang tadi hingga menjadi 60 x 60 x 60
·
Tanah
lapisan bawah dari lubang tanam dibuang sisi kiri lubang.
·
Biarkan
lubang tanam selama lebih kurang dua minggu.
·
Masukan
kembali galian tanah lapisan bawah ke tempat asalnya (dasar lubang).
·
Galian
tanah lapisan atas dicampur pupuk kandang yang telah matang sebanyak 15 – 20 kg
kemudian dimasukan kembali ke dalam lubang.
·
Sekarang
lubang tanam siap ditanami.
C.
PENANAMAN
Tanaman
pepaya termasuk jenis buah – buahan yang berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
Pada lahan yang pengairannya baik, penanaman pepaya dapat dilakukan sepanjang
tahun. Meskipun demikian, wakktu tanam yang paling baik adalah 4 – 5 bulan
sebelum musim hujan agar pembungaan dan pembuahan pertamanya bertepatan pada
musim hujan.
Tatacara menanam bibit pepaya yang
dipindahkan dari persemaian adalah sebagai berikut :
1.
Bibit
cabutan
·
Gali
bibit pepaya di lahan persemaian dengan solet bambu agar medianya terbawa
sebanyak mungkin dan jaga agar akarnya tidak rusak.
·
Pada
lubang tanam yang telah dipersiapkan sebelumnya, buat lubang kecil seukuran
perakaran bibit pepaya.
·
Tanam
bibit pepaya di tengah – tengah lubang, kemudian segera timbun dengan tanah
galian sambil ditekan pelan – pelan. Leher akar harus berada di atas permukaan
tanah.
·
Berikan
pupuk dasar berupa NPK 50 gr atau campuran Urea 50 gr + TSP 50 gr + KCl 25 gr
per tanaman,baik dengan cara ditugalkan ataupun larikan disekeliling batang
tanaman bibit pepaya dengan jarak 15 – 20 cm dari lubang
·
Tutup
permukaan lubang tanam dengan mulsa jerami.
·
Siram
tanah di sekitar perakaran tanaman pepaya muda hingga cukup basah (lembab).
2.
Bibit
dari polybag
·
Buat
lubang kecil seukuran polybag pada lubang tanam yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
·
Keluarkan
bibit pepaya dari polybag dengan cara merobek polybagnya secara hati – hati
menggunakan pisau tajam (cutter)
·
Tanam
bibit pepaya di tengah – tengah lobang dan urug kembali dengan tanah galian.
Leher akar harus berada di atas permukaan tanah, kemudian tanah disekitar
batang tanaman dipadatkan pelan – pelan.
·
Berikan
pupuk dasar berupa NPK 50 gr atau campuran Urea 50 gr + TSP 50 gr + KCl 25 gr
per tanaman,baik dengan cara ditugalkan ataupun larikan disekeliling batang
tanaman bibit pepaya dengan jarak 15 – 20 cm dari lubang
·
Tutup
permukaan lubang tanam dengan mulsa jerami.
·
Siram
tanah di sekitar perakaran tanaman pepaya muda hingga cukup basah (lembab).
·
Tanaman
pepaya muda akan langsung segar dan tumbuh tanpa mengalami kelayuan terlebih
dahulu.
Penanaman bibit pepaya sebaiknya
dilakukan pada sore hari agar penguapan dan suhu udara tidak terlalu tinggi.
D.
PEMELIHARAAN
TANAMAN
Pemeliharaan tanaman pepaya meliputi
kegiatan :
1.
Penyiraman
(pengairan)
·
Pada
fase awal pertumbuhan tanaman pepaya perlu penyiraman secara rutin 1 – 2
hari sekali, kemudian setelah tanaman dewasa secara berangsur – angsur
penyiraman dikurangi. Jaga agar tanah jangan sampai kekeringan dan juga jangan
sampai terlalu becek karena pepaya akan mudah layu dan seringkali terserang
penyakit busuk pangkal batang atau akar oleh cendawan bila tanah tempat tumbuh
tanaman pepaya terlalu becek.
·
Penyiraman
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
2.
Penyiangan
dan penggemburan tanah
·
Rumput
liar (gulma) yang tumbuh di sekitar tanaman pepaya merupakan pesaing dalam
mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari, dan lain – lain. Oleh karena itu
perlu diadakan penyiangan (pendangiran) sekaligus penggemburan tanahnya.
·
Penyiangan
perlu dilakukan dengan hati – hati agar tidak sampai merusak tanaman pepaya
maupun perakarannya.
·
Tanah
yang telah digemburkan ditimbun ke bagian pangkal batang tanaman pepaya agar
tanamannya tumbuh lebih kokoh dan kuat.
3.
Pemupukan
·
pemberian
pupuk susulan dilakukan secara rutin dan bertahap, baik pupuk kandang maupun
pupuk buatan.
·
Waktu
pemupukan susulan disesuaikan dengan umur tanaman. Waktu, jenis dan dosis
pemupukan tanaman pepaya seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Waktu, jenis,
dan dosis pemupukan tanaman pepaya
·
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara
disebarkan merata dalam larikan sedalam 10 – 15 cm di sekeliling tajuk tanaman
pepaya atau di antara dua barisan tanaman, kemudian ditutup dengan tanah.
BAB
IV
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PEPAYA
A.
HAMA
TANAMAN PEPAYA
Hama yang sering menyerang tanaman
pepaya antara lain :
1. Tungau
merah (Tetranychus bimaculatus Harv.)
·
Ciri
– ciri hama ini adalah memiliki ukuran tubuh sangat kecil ± 1 mm, bentuknya
oval, berwarna kehijau – hijauan atau kemerah – merahan, memiliki empat pasang
kaki yang bersegmen – segmen dan ditumbuhi oleh rambut – rambut. Hama ini
bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Cara menyerangnya adalah
mengisap cairan sel tanaman, terutama bagian daun pada permukaan bawah.
·
Gejala serangan tungau merah adalah :
permukaan daun pepaya yang diserang menjadi belang – belang berwarna kuning
(mosaic), kemudian lambat laun berubah menjadi warna merah - karat. Serangan
berat biasanya pada musim kemarau, sehingga dapat menyebabkan seluruh daun
keriting mirip serangan virus.
·
Cara
pengendaliannya adalah mengurangi ragam jenis tanaman inang (kedelai, anggur,
dan ubi kayu) disekitar kebun pepaya dan
lakukan penyemprotan akarisida
seperti Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC 0,1% - 0,2% atau hembuskan tepung belerang pada permukaan daun pepaya.
2. Kutu
batang (Pseudaulacapsis papaya)
·
Ciri
– ciri kutu batang ini adalah : bentuk tubuhnya pipih berdiameter 2 – 2,5 mm,
berwarna abu – abu, dan membentuk sisik.
·
Gejala serangannya : batang pepaya
tertutup lapisan tepung lilin atau kerak putih, sehingga mengakibatkan
pertumbuhan tanaman menjadi merana.
·
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
dioles atau disemprot insektisida yang efektif seperti Supracide atau Bassa 500 EC
0,1% - 2% pada batang yang diserang.
3. Hama
lainnya seperti kutu tempurung hijau
(Coccus viridis Green), dan keong racun (Achatina fulica).
Kedua hama ini biasanya menyerang
tanaman pepaya yang kurang terpelihara. Kutu tempurung hijau menutup permukaan
batang atau daun, sehingga dapat menghambat proses asimilasi
B.
PENYAKIT
TANAMAN PEPAYA
Organisme penyakit yang sering
menyerang pepaya adalah sebagai berikut :
1. Penyakit
semai atau damping off
Penyebabnya adalah cendawan Rhizoctonia solani Khun dan Phytium sp. Serangan penyakit ini
biasanya timbul bila keadaan pesemaian terlalu lembab dan suhu udaranya tinggi
±300 C.
·
Gejala
serangan penyakit ini adalah pembusukan pada pangkal batang dan akar, sehingga
bibit pepaya menjadi layu.
·
Cara
pengendalian semai ini antara lain dengan menjaga kelembaban tanah (media)
pesemaian tidak terlalu tinggi, perbaikan sistim drainase tanah, dan
sterilisasi media semai pada waktu 10 – 15 hari sebelum menyemai dengan
menyiramkan larutan formalin 4% atau menggunakan gas fumigant Basamid-G 40 – 60
gr/m2 luas persemaian.
2. Busuk
akar dan pangkal batang
·
Penyebabnya
adalah cendawan Phytophthora palmivora
(bult.) atau P. parastica (Dast).
Cendawan ini dapat bertahan lama dalam tanah yang mengandung bahan organic
·
Gejala
serangan penyakit ini adalah mula – mula daun bagian bawah layu, kemudian
menguning dan tangkai daunnya menguning. Lambat laun gejala yang sama akan
merambat ke bagian daun – daun muda yang diikuti dengan makin mengecilnya
ukuran daun, dan akhirnya tanaman mati. Gejala lainnya adalah apabila bagian
pangkal batang dibongkar maka akan nampak akar – akar lateral membusuk.
·
Pengendalian
penyakit ini dilakukan dengan perbaikan drainase tanah, membongkar tanaman yang
terkena agar tidak menular, mengadakan pergiliran tanaman, dan disemprot dengan
fungisida yang efektif seperti Dithane M-45
0,1% - 0,2%.
3. Penyakit
Antraknosa
·
Penyebabnya adalah cendawan Collectrichum gloeosporioides (Penz)
Sacc. Atau C. pepaya (P.Henn). Syd,
atau Cloeosporium pepaya P. Henn yang
pada stadium sempurnanya disebut Glomerella
cingulatam (Ston.) Spauld. Et Schernk.
·
Gejala
serangannya adalah buah pepaya yang menjelang matang menjadi bercak – bercak
coklat kemerahan dan kebasah – basahan, ukuran bercaknya kecil dan bulat,
sehingga disebut penyakit “bercak coklat”. Bercak tersebut akan makin membesar
pada waktu buah mulai matang, sehingga akhirnya buah membusuk, menjadi lunak,
dan berwarna agak gelap.
·
Pengendaliannya
antara lain dengan mengusahakan agar buah tidak luka atau memar sewaktu masih
di pohon maupun selepas panen, membersihkan sisa – sisa tanaman sakit di
sekitar kebun, dan memperjarang jarak tanam agar keadaan sekitar kebun tidak
terlalu lembab. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan disemprot fungisida
seperti Daconil ataupun Dithane M-45 0,1% - 0,2%. Khusus untuk pengendalian
penyakit pada buah pepaya selepas panen (pasca panen) dapat dilakukan dengan
perendaman buah dalam air bersuhu 460 – 490 C selama 20 menit segera
setelah buah dipetik.
4. Penyakit mosaic (belang – belang)
·
Penyebabnya
adalah virus mosaic pepaya atau Papaya
Mosaic Virus (PMV)
·
Gejalanya
adalah mula - mula daun menjadi kasar (rugose), sisi daun bawah bergaris –
garis tipis, tidak teratur, kemudian warna daun menjadi hijau tua dan tulang –
tulang daunnya berwarna hijau muda atau kuning. Pertumbuhan daun akan
terhambat, ukuran daun mengecil dan menumpuk di bagian atas dan jika serangan
hebat dapat mengakibatkan daunnya gugur.
·
Cara
mengendalikan penyakit ini anatara lain adalah menggunakan bibit atau benih
papaya yang bebas virus, dan bila sudah terjangkit sebaiknya pohon yang terkena
harus dibongkar.
Disamping penyakit di atas ada
beberapa penyakit lagi yang pengendaliannya dilakukan dengan menjaga kebersihan
kebun, drainase serta dengan menyemprotkan fungisida yang efektif.
BAB
V
PANEN DAN PASCA PANEN PEPAYA
A.
PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman
pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada
waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai
menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum
terlalu matang.
2. Cara Panen
Panen
dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan
dengan menggunakan "songgo" (berupa bambu yang pada ujungnya
berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak
jatuh pada saat dipetik).
3. Periode Panen
Panen dilakukan setiap 10 hari sekali.
Panen dilakukan setiap 10 hari sekali.
B.
PASCA
PANEN
Setelah panen selesai dilakukan maka penanganan
selanjutnya dalah sebagai berikut :
1.
Sortasi
Yaitu pemilihan dan pengelompokan buah agar seragam, baik
ukuran maupun mutunya.
2. Pengemasan
Bertujuan untuk memudahkan
pengangkutan dan menghindari kerusakan. Beberapa cara pengemasan buah pepaya
adalah sebagai berikut :
·
Buah
pepaya dibungkus kertas Koran atau kertas bungkus
·
Buah
pepaya diletakan dalam rak atau bak alat pengangkut tanpa dibungkus.
·
Buah
pepaya dikemas dalam keranjang anyaman bamboo atau plastic yang dilapisi kertas
Koran, terutama untuk buah pepaya berukuran besar dan panjang seperti jenis
semangka atau jingga.
·
Buah
pepaya dikemas dalam dus karton yang bersekat, terutama buah yang berukuran
kecil.
·
Buah
pepaya yang akan diangkut harus disusun tegak dengan bagian pangkal di bawah
agar tidak bertindihan dan mengurangi kerusakan selama pengangkutan
Demikian
penyajian cara budidaya tanaman pepaya yang kamai sampaikan, semoga dapat
bermanfaat bagi para petani dan piak – pihak lain yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Rukmana, Ir. PEPAYA budidaya & Pasca Panen.
Yogyakarta : Kanisius, 1995